Posts Tagged ‘fertilitas’

Walaupun pendapat umum mengatakan infertilitas merupakan masalah wanita, ternyata hampir setengah kasus infertilitas melibatkan pria. Faktanya, sekitar 20% – 30% laki-laki mengalami fertilitas rendah yang menjadi hambatan untuk terjadinya kehamilan. Karenanya, merupakan hal yang krusial jika seorang pria melakukan tes fertilitas layaknya wanita. Evaluasi mengenai fertilitas pria dapat dilakukan oleh seorang urologis, yang dapat dimulai dengan :

  • Wawancara mengenai riwayat reproduksi, apakah pernah dioperasi atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
  • Wawancara mengenai lifestyle termasuk olahraga, merokok dan penggunaan obat
  • Pemeriksaan fisik
  • Apakah memiliki masalah dalam hubungan sex atau pernah terkena penyakit menular seksual.

Tes Fertilitas Pria: Analisis Semen
Analisis semen merupakan salah satu tes yang sering dilakukan untuk menguji kesuburan pria. Tes ini memberikan informasi penting mengenai kualitas dan kuantitas sperma. Sampel semen dianalisis berdasarkan volume, viskositas, pH, warna, konsentrasi, motilitas, dan morfologinya. Sampel tersebut juga diperiksa apakah terdapat sel darah putih atau merah yang mengindikasikan terjadinya infeksi atau inflamasi. Namun, analisis semen ini tidak dapat mengukur fungsi sperma, apakah sperma cukup bagus untuk melakukan fertilisasi. Tes lain yang dapat mengukur kualitas sperma adalah the Sperm Chromatin Structure Assay (SCAS).

Acuan normal sperma yang berdasarkan WHO:

morfologi

  • Volume: 1.5-5.0 ml
  • Sperm Density: >20 million sperm/ml
  • Motility: >50%
  • Morphology: >30% normal forms
  • Forward Progression: (scale 1-4) 2+
  • Viscosity: No Hyperviscosity
  • White blood cells: 0-5 per high power field

Cara Pengambilan Sampel: Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel adalah tidak melakukan hubungan seks atau melakukan aktivitas yang menyebabkan ejakulasi 2-3 hari sebelumnya. Pengambilan sampel semen dapat dilakukan dengan masturbasi atau pada saat intercourse dengan menggunakan kondom khusus.Sampel semen sebaiknya ditampung pada container laboratorium steril. Sebaiknya sampel segera diperiksa dalam waktu 2 jam setelah pengambilan karena semakin cepat sampel diperiksa akan semakin sesuai hasilnya.

sperm's anatomy

Analisis semen ini minimal dilakukan sebanyak dua kali dalam waktu yang tidak berdekatan karena jumlah sperma cenderung fluktuatif. Hasil yang abnormal mungkin mengarah pada masalah kesuburan pria. Misalnya jika jumlah sperma rendah atau sangat tinggi akan menyebabkannya kurang fertile. Abnormalititas volume sperma jarang ditemukan biasanya berhubungan dengan masalah kelenjar aksesoris-vesika seminalis dan prostat- yang memproduksi cairan seminalis. Semen yang terlalu sedikit menyebabkan sperma sulit untuk mencapai serviks sedangkan semen yang terlalu banyak dapat mengencerkan sperma sehingga menurunkan konsentrasinya.  pH sperma: normalnya pH sperma adalah alkaline (basa) yang dapat melindungi sperma dari cairan vagina yang asam. PH sperma yang asam mengindikasikan masalah pada fungsi vesika seminalis apakah itu tidak adanya vesika seminalis atau obstruksi pada duktus ejakulatorius. Viskositas: selama ejakulasi semen disemburkan dalam bentuk cairan yang dilapisi gel. Gel ini harus mencair dalam waktu 30 menit agar sperma dapat bergerak bebas. Jika gagal, hal ini mengindikasikan adanya infeksi pada vesika seminalis dan prostat.  Terdapatnya fruktosa: diproduksi oleh vesika seminalis dan berfungsi menyediakan energi bagi sperma untuk bergerak. Absennya fruktosa indikasi adanya blok pada saluran reproduksi pria pada tingkat duktus ejakulatorius. Morfologi: sperma yang baik harus memiliki kepala berbentuk oval, dengan bagian tengah sebagi penghubung dan ekor yang panjang dan lurus. Jika terlalu banyak sperma yang memiliki bentuk abnormal (teratozoospermia) ini dapat berarti sperma memiliki fungsi yang abnormal dan tidak akan mampu untuk membuahi sel telur. Motilitas: terdapat 2 tipe sperma yaitu sperma yang dapat berenang dan yang tidak. Grade 1 (fast progressive) sperma berenang cepat ke depan dalam garis lurus seperti misil. Grade 2 (slow progressive) sperma berenang ke depan baik dalam garis lurus ataupun melengkung. Grade 3 (nonprogressive) sperme bergerak memindahkan ekornya namun tidak bergerak ke depan (motilitas lokal). Grade 4 (immotile) sperma tidak bergerak sama sekali. Sperma grade 3 dan 4 dikategorikan kualitas rendah ini mengindikasikan testis menghasilkan sperma berkualitas rendah dan tidak berfungsi dengan baik.

Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik yang baik dapat mendeteksi varicocoeles (katup pada pembuluh vena di sepanjang spermatic cord mencegah darah mengalir dengan baikàdapat disebabkan oleh tumor ginjal). Pemeriksaan fisik juga dapat mengukur ukuran testis.

Evaluasi Hormon: Testosterone, dan beberapa hormon diproduksi di otak, kontrol produksi sperma. Walaupun begitu hormon bukan masalah utama dari 97% laki laki infertil. Namun para ahli menekankam untuk mencari penyebab infertilitas sebesar apapun itu.

Tes Genetik: Tes genetik dapat mengidentifikasi masalah pada fertilitas, dan masalah dengan sperma

Edukasi

CDC merumuskan 5 langkah menuju kehamilan sehat yaitu:

  • Konsumsi 400 mikrogram asam folat setiap hari paling tidak 1 bulan sebelum kehamilan untuk mencegah birth defect.
  • Hindari rokok dan minuman beralkohol
  • Jika memiliki masalah kesehatan, pastikan dalam keadaan terkontrol. Mencakup kondisi tertentu seperti asma, diabetes, kesehatan mulut, obesitas, atau epilepsy.
  • Konsultasikan dengan dokter apakah ada obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi termasuk suplemen serat atau herbal.
  • Hindari kontak dengan substansi toksik atau hal yang dapat menyebabkan infeksi. Jauhi alat – alat kimia dan kucing.

Waktu bersenggama: Periksa pemahaman pasangan mengenai siklus ovulasi dan hubungkan hari paling subur dengan lamanya siklus wanita, Nasehati untuk melakukan senggama secara teratur. Dua hingga tiga kali selama seminggu sudah mencakup masa subur.

Sources: